Sabtu, 05 Maret 2011

Hilangnya Idealisme

tulisan ke-2 saya...

Pada tulisan ini saya tidak akan berbicara banyak tentang idealisme. Tentang sejarahnya kah... Tentang perkembangannya kah... Atau apa pun itu....
Pada tulisan ke-2 ini saya lebih menekankan pada mengapa sampai seseorang kehilangan ideologinya. Sebuah pola pikir yang menentukan pengambilan keputusan....

Namun menurut saya idealisme itu adalah sebuah kehormatan atau harga diri seperti yang para samurai miliki.
Sebuah kesatria pemberani yang tidak malu untuk menerima kekalahannya....
Bagi saya itulah idealime yang sesungguhnya. Terlepas dari pendapat para ahli yang mempengaruhi otak kalian dan menurunkan kemampuan dasar manusia. Yaitu, menemukan dan berfilsafat.

Saya juga tidak akan menggunakan contoh yang sulit untuk kalian pahami dalam idealisme ini. Banyak orang yang memberikan contoh para anggota dewan yang berada di senayan telah kehilangan idealismenya. Itulah contoh yang sering kalian dapatkan... dan kenyataannya...... kalian akan sulit memahaminya. Mengapa sang pemberi contoh tidak mengambil contoh yang dekat ? Contoh yang sudah sering ditemukan dalam kehidupannya.

Pada tulisan ini saya akan memberikan contoh berupa perilaku anak adam yang kehilangan Idealismenya.
Pada suatu masa lahirlah seorang bayi perempuan. Bayi tersebut tumbuh menjadi anak yang sehat sama seperti kebanyakan anak pada umumnya.
Lambat laun ia tumbuh menjadi seorang gadis remaja. Namun, sayangnya lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang tidak mendukungnya untuk kebaikan karakter gadis tersebut. Mengapa faktor lingkungan begitu penting terhadap perkembangan karakter seseorang ? Hal ini terjadi karena karakter dasar yang ada pada diri seseorang adalah hasil pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Namun seiring berjalannya waktu anak tersebut bermain dan mengenal dunia. Artinya ia tidak hanya diam di rumah saja, melaikan ada kebutuhan sosial yang ia inginkan. Sebuah pengakuan kelompok. Dan pada kenyataannya lingkunganlah yang cenderung berperan dalam pembentukan karakter seseorang karena durasi waktu seseorang berada di lingkungan sosial lebih banyak dibanding dengan lingkungan keluarga. Terlebih lagi jika orang tua dari anak tersebut sangatlah sibuk untuk mengejar uang demi mempertahankan hidupnya.

Lalu apa solusi dari orang tua tersebut ? Tentu saja orang tua dari anak tersebut akan memasukan anaknya ke dalam institusi yang ia percaya. Otomatis orang tua tersebut melirik sebuah institusi agama (persanteren)
Di dalam pengaruh pesanteren idealisme anak tersebut mulai terbentuk. Berbagai nilai dan norma diajarkan oleh pihak pesanteren baik secara langsung maupun tidak langsung. Hingga pohon pun menghasilkan buahnya.... Gadis tersebut memiliki karakter yang sagat baik. Ia menjaga hijabnya, menundukan pandangannya, dan menjaga hatinya terhadap lelaki.

Hingga pada suatu hari ia berada di bangku perguruan tinggi.... Ia menjadi famous karena karakternya....
Dan pada akhirnya idealismenya dipertaruhkan...
Sebuah perebutan bagi para kaum adam untuk mendapatkan hatinya.... Para kaum adam bertindak konyol, mereka cenderung memamerkan kesalihannya untuk mendapat hati gadis tersebut.

Namun, pada kenyataannya hati gadis tersebut sangat mudah untuk ditaklukan... Mengapa ?
Karena hati gadis tersebut belum terbiasa. Mungkin karena sangkin bersihnya hingga tidak bisa membedakan siapa orang yang benar-benar berbuat baik dan yang tidak. Dan akhirnya pohon pun tumbang....

Inilah mengapa sebuah idealisme dapat luntur dari diri seseorang. Alasannya sangat mudah.... Lingkungan yang menyebabkannya... Makin kuatnya penjagaan kalian terhadap idealisme yang kalian lakukan. Itu menunjukan betapa lemahnya kalian untuk bisa bertahan mempertahankannya. Sebuah idealisme yang kuat tidak perlu dijaga dengan ketat karena idealisme yang kuat mampu memfilter, mempertahankan dirinya sendiri. Terlepas dari kendali kita di dalamnya.
Sebuah idealisme yang kuat akan tetap berdiri tegak walaupun agin dan badai menghantam untuk menumbangkannya.

Pernahkah kita lihat dalam film gie... Seorang mahasiswa yang sudah bisa duduk di percaturan senayan menukar idealismenya dengan harta. Padahal sebelum ia duduk di senayan ia adalah seorang mahasiswa yang sangat peka dan sangat menentang yang namanya penindasan terhadap rakyat kecil. Namun karena pengaruh lobi dan dunia yang menyilaukan idealisme yang ia miliki luntur begitu saja.

Gadis tersebut.... Kehilangan idealismenya karena begitu rapatnya penjagaan. Sehingga ia sebenarnya menyadari bahwa dirinya tidak akan kuat untuk menahan godaan para adam. Dan dengan seringnya interaksi yang dilakukan seorang adam walaupun tidak mendapat respon dari sang hawa, akhirnya hati hawa pun luluh.... Hilanglah idealisme sang hawa, yang selama ini ia pertahankan....

Semakin kuatnya penjagaan sebuah Idealisme adalah suatu bukti bahwa betapa lemahnya Idealisme tersebut.